Bahan bakar, sebagai elemen fundamental dalam kehidupan modern, telah menjadi bagian penting dari mobilitas, industri, dan ketahanan energi dunia. Namun, semakin mendalamnya kesadaran akan dampak negatif emisi gas rumah kaca terhadap lingkungan kita mendorong inovasi dalam mencari bahan bakar yang lebih berkelanjutan. Salah satu titik terang dalam upaya ini adalah pengembangan bahan bakar dari karbon dioksida (CO2).
Bahan bakar yang akan diperoleh dari karbon dioksida. Para ilmuwan, menciptakan proses karbon dioksida, yang sama dengan fotosintesis di laboratorium menjadi bahan bakar yang digunakan. Energi Departemen Argonne National Laboratory dan peneliti dari University of Illinois. “daun buatan”, bukannya enzim digunakan sebagai katalis dari tanaman selama fotosintesis “tungsten diselenide” senyawa yang digunakan disebut logam.
Para peneliti mampu mengubah karbon monoksida menjadi karbon dioksida pada akhir proses mirip dengan fotosintesis. Para ilmuwan, meskipun gas rumah kaca sudut pandang kimia adalah karbon monoksida jauh lebih aktif daripada karbon dioksida memiliki menjadi metanol bahan bakar yang dapat digunakan.
Larry Curtiss memimpin dalam tim penelitian. Karbon dioksida sulit untuk berubah menjadi sesuatu yang lain, yang menentukan apakah ditemukan di alam. Reaksi berubah menjadi kardondioksi tidak karbon monoksida. “pohon dalam terang fotosintesis untuk menghasilkan sumber energi, menggunakan air dan karbon dioksida. Kita menggunakan input yang sama, tapi pengalaman kami adalah bahwa Anda mendapatkan produk yang berbeda.” katanya.
Curtiss, mereka menggunakan “tungsten diselenide” katalis mencatat bahwa kehidupan pelayanan lebih dari 100 jam. Salah satu peneliti, Peter Zapolice, untuk membuat bahan bakar dari karbon monoksida dengan karbon dioksida jauh lebih mudah. Menekankan bahwa tempat dengan hilangnya sedikit energi dari reaksi tersebut sudah diketahui.
Baca Juga : Cadangan Gas Hidrogen Ditemukan Di Dasar Lautan
Zapolice, “Coal, kita mengkonsumsi banyak bahan bakar hidrokarbon yang berbeda seperti minyak atau gas. Sehingga untuk membuat bahan bakar kimia dapat digunakan kembali dengan bantuan sinar matahari untuk menemukan cara yang ekonomis sangat penting.” katanya.
Update Oktober 2023
Daftar Isi Konten
Bahan Bakar Dari Karbon Dioksida, Dari Polutan ke Sumber Energi
Selama puluhan tahun, CO2 telah dianggap sebagai polutan utama yang menyebabkan perubahan iklim global. Namun, pandangan ini mulai berubah ketika para ilmuwan dan insinyur mulai mencari cara-cara kreatif untuk mengubah CO2 menjadi sumber energi yang berharga.
Salah satu metode yang menonjol adalah proses penangkapan karbon dan penggunaan karbon dioksida tersebut untuk menghasilkan bahan bakar.
Proses Penangkapan Karbon
Proses penangkapan karbon adalah langkah pertama dalam mengubah CO2 menjadi bahan bakar. Ini melibatkan teknologi yang mampu menangkap karbon dioksida dari sumber-sumber utama, seperti pabrik-pabrik, pembangkit listrik, dan bahkan dari atmosfer.
Salah satu metode yang sedang dikembangkan adalah penggunaan material yang dapat menyerap CO2, seperti zeolit dan resin khusus, yang kemudian dapat diperoleh kembali untuk digunakan dalam pembuatan bahan bakar.
Transformasi CO2 Menjadi Bahan Bakar
Setelah berhasil menangkap CO2, langkah berikutnya adalah mengubahnya menjadi bahan bakar yang berguna. Salah satu metode yang paling menjanjikan adalah proses elektrokimia, di mana CO2 dipecah menjadi komponen-komponen seperti karbon monoksida (CO) atau metana (CH4) menggunakan listrik. Proses ini memerlukan katalis yang efisien dan sumber energi terbarukan untuk memastikan keberlanjutan.
Transformasi CO2 menjadi bahan bakar adalah salah satu proses paling menarik dalam perburuan energi masa depan. Ini adalah upaya revolusioner yang memungkinkan kita meraih potensi tak terbatas dari gas rumah kaca menjadi kekuatan positif.
Di tengah sorotan utama adalah proses elektrokimia yang penuh semangat. Sederhananya, ini adalah momen ketika listrik bertindak sebagai sihir. Karbon dioksida (CO2) diserang oleh listrik, menghasilkan bahan bakar yang bernilai, seperti karbon monoksida (CO) atau metana (CH4).
Tapi, tentu saja, ada aktor kunci yang tidak boleh terlupakan: katalisator. Mereka adalah bintang di balik layar yang membuat reaksi ini.
Untuk memaksimalkan potensi proses ini, kita membutuhkan katalisator yang efisien dan andal. Mereka bekerja seperti pemandu orkestra, mengarahkan CO2 ke arah yang benar, memastikan konversi yang maksimal.
Selanjutnya, sumber energi adalah elemen penting. Gunakan sumber terbarukan, seperti matahari atau angin, untuk menghasilkan listrik yang digunakan dalam proses elektrokimia. Ini adalah langkah kunci dalam menjaga sirkuit ini berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Saatnya mengakhiri pandangan tradisional tentang CO2 sebagai masalah dan menggantinya dengan potensi. Transformasi CO2 menjadi bahan bakar adalah bukti bahwa masa depan berenergi bersih ada di ujung jari kita, dan kita hanya perlu menggenggamnya dengan kuat.
Baca Juga : Sebuah Baterai Musuh Google
Aplikasi Potensial
Bahan bakar yang dihasilkan dari CO2 memiliki potensi besar dalam berbagai aplikasi. Salah satu yang paling menonjol adalah penggunaan bahan bakar sintetis ini dalam transportasi.
Kendaraan berbahan bakar hidrogen atau metana sintetis telah menjadi kenyataan, dan dengan peningkatan teknologi, kita dapat mengharapkan lebih banyak kendaraan ramah lingkungan di jalan raya.
Selain transportasi, bahan bakar dari CO2 juga dapat digunakan dalam pembangkit listrik, industri, dan bahkan rumah tangga. Ini memberikan kesempatan untuk mengurangi emisi CO2 secara signifikan dan mempercepat transisi ke energi bersih.
Tantangan dan Harapan
Meskipun konsep penggunaan CO2 sebagai bahan bakar menjanjikan, masih ada banyak tantangan yang harus diatasi. Efisiensi proses, biaya produksi, dan infrastruktur yang diperlukan adalah beberapa dari mereka.
Namun, dengan dedikasi ilmuwan, insinyur, dan dukungan dari pemerintah dan industri, kita dapat meraih masa depan di mana CO2 bukan lagi polutan, tetapi sumber energi yang berharga.
Dalam menghadapi krisis iklim global, inovasi seperti ini memainkan peran penting dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan. Dengan terus mengembangkan teknologi dan menggali potensi CO2 sebagai bahan bakar.
Sehingga kita dapat membantu memperbaiki lingkungan dan masa depan energi global. Mungkin suatu hari nanti, CO2 tidak lagi akan dianggap sebagai masalah, melainkan sebagai bagian integral dari solusi untuk dunia yang lebih hijau.